Pages

Selasa, 31 Mei 2011

sudah lupa rasanya PAHIT dan MANIS dalam hidupku..
sekarang,,
sudah rasa Nano Nano (bukan promosi produk iklan.. hehe)


Dear My Love Allah...
mungkin kau terlalu sayang padaku..
hingga tidak habis kau berikan cobaan hidupku ini..
terlalu 'rahasia' hidup yang Kau berikan untukku..
berilah sedikit karuniaMu untukku, agar bisa mencicipi rasa sedikit MANIS..
(sambil menghayal mandi Permen.. ^_^)

Rabu, 06 April 2011

Nasihat Sahabat

Sahabatku bilang...
Ikhlas dan jalani apa yang menjadi takdirmu.
Penderitaan terasa dari cara kita menilai penderitaan itu..
Orang tak akan percaya bahwa kau menderita, karena kau terlihat bahagia dan sehat..
Dan kau pun tidak percaya ketika melihat orang lain menderita, karena kau tidak melihat dari sisi penderitaannya..
Penderitaan itu tergantung dari dirimu sendiri,, 
dan bagi orang yang bersyukur, tidak ada yang namanya menderita yang ada hanya ‘cobaan’.


 sebaris pesan pendek namun berarti dari seorang sahabat.. thanks Nissa ..^_^

Kamis, 31 Maret 2011

leave memories

Keluar melangkah dari gedung ini,
Sebuah keputusan merubah di perjalanan hidupku..
Akankah aku harus menangis atau bahagia?
Bulan maret 4 tahun dalam kenangan bersamamu..
Maret Ini, akan kutinggalkan sebuah kenangan untukmu..
tak kan kau lupakan sampai akhir hidupku dan hidupmu..


 Di perjalanan aku berdoa di dalam hatiku..
 ‘Semoga Tuhan adil atas apa yang terjadi hari ini ketika esok dan esok lagi..’

Rabu, 16 Maret 2011

Sahabat ‘Senandung Aksara Hati’



Kau seperti membaca tiap-tiap tulisan di blog ku, kau seperti memahami apa yang ku rasa..
Aku yakin tidak semua orang bisa memahami tulisanku yang acak adul ini. hehe
Padahal ini hanya kisah sekitar 20% dari perjanan hidupku. Sisanya entah terbuang kemana.
Aku tak biasa menumpahkan hatiku dengan tulisan, tapi lama-lama pelahan aku mulai menikmati setiap tulisan dari ceritaku.
Senandung Aksara Hati’ itulah kelahiran pertama yang kau berikan nama pada blog ku..
Sekarang, aku tak terbiasa menumpahkan perasaanku dengan tangis lagi.  Walau terkesan tulisan yang amburadul.. kau tetap memberi suport di tiap senandungku. 
Entah mungkin kau juga membesarkan hatiku, agar aku terus semangat mengisi tulisan di blog ku.. ^_^
Terima kasih,
kau pasti membaca tulisanku ini. Walau pun aku tak pernah mengenalmu secara nyata, tapi beberapa bulan ini kau telah menjadi bagian dari teman baik ku. 
Memang benar kau bilang, ‘mengenalku seperti kau mengunyah permen mint ‘..

Minggu, 13 Maret 2011



‘ina obo,, ow ina obo… ayo ida obo diigit amuk..’
 Nyanyian anakku ketika mengendong boneka kesayangannya yang hampir tidak berbentuk tubuh boneka.. 

kumal bukan karena tak sempat kucuci, tapi memang tak mau di cuci dan lepas dari tangannya sejak boneka itu dibawakan Atung(kakek) & Utinya(nenek) sepulang dari berhaji di tanah suci..

Boneka kesayangan anakku, dengan dua mata indahnya yang terpejam ketika ditidurkan..
Bernyanyi saat sebuah mesin didadanya ditekan tombolnya.. menyanyikan lagu timur tengah yang berucap ‘ya toiybah’ tapi bertulisakan merk dibadannya ‘MADE IN CHINA’.
Bagaimana bisa boneka arab bisa menyanyikan lagu arab tapi buatan china? Hahaha,, terkekeh memegang boneka ini..

Belum sempat lama di genggamanku, boneka itu sudah direbut anakku..
hmm,, ‘mama cuma pinjam sebentar sayang’.. mungkin dipikirnya aku ingin memiliki boneka kesayangannya. Hahaha.. pikiran anak-anak..

Digendongnya boneka itu dengan selendang, memintaku untuk mengikat dibelakang punggungnya..
Bergaya seperti ibu-ibu, dia mencontoh orang dewasa di sekitar pemukiman rumahnya.. hmm,, ternyata proses itu begitu alami dari pikirannya padahal aku tak pernah mengajarinya.. 

Bonekamu nak,, 

saksi dari bagian hidupmu kelak..

Saksi dari celoteh tingkah kanak-kanakmu..



Minggu, 20 Februari 2011

secangkir kopi..


 

4.30  pm
Sore itu..
Kau hanya pulang sebentar melempar kemejamu ke atas tempat tidur. memasuki kamar mandi, menyisir rambutmu di depan cermin. Keluar kamar masuk ke dapur, menilik di belakang rumah. entah apa yang kau cari..
ku duduk di sofa hanya melirik dengan ujung mataku, menilik setiap gerak gerikmu yang hanya berani memandangi punggungmu..
kau masuk ke kamar lagi membawa tas kecil melewati ku, tanpa kau perduli mahkluk sebesar aku duduk di sofa ruang tengah. kau tetap sibuk mengemasi barang-barang keperluanmu, aku tau kau akan pergi lagi, aku sudah hapal itu. Setiap kau marah padaku, kau akan diam membisu, tanpa peduli siapapun yang ada di dalam rumah ini, termasuk anakmu.
Kubuatkan secangkir kopi panas untukmu, walaupun aku tau tak akan kau sentuh..
Kutaruh di atas meja dengan sedikit sisa kesabaranku.. aku duduk di sofa sambil menunggu kau mau melirik secangkir kopi itu..
ramalanku ternyata benar, kau pergi begitu saja tanpa memandang sedikitpun kopi itu, apalagi diriku..

#
4.30 pm
Sore lagi, tak terhitung hari..
Sore ini kubuat lagi secangkir kopi untukmu. Masih panas, uapnya pun masih membayang di udara. Ku berharap hari ini kau akan pulang ke rumah , merindukan anakmu yang selalu menanyakanmu ‘kapan ayah pulang’.
yang sudah tak terhitung hari kau tinggalkan..

5.30 pm
Aku duduk di sofa sambil memandangi kopi yang kini telah hangat di meja ruang tengah. Aku mengenang, di situlah kita selalu berkumpul bersama. Bercanda, tertawa mendengar celoteh anak kita..

10.30 pm
Sambil terkantuk kupandang jam dinding berwarna abu-abu tua di ruang tengah. 
hampir tengah malam, kopimu telah dingin..
Kuberanjak ke dapur mengangkat gelas kopi yang telah dingin..
Mataku nanar memerah berkaca-kaca, menumpuk menggenang di korneaku hingga menetes. Bergulir jatuh tepat di atas cangkir kopi yang ku genggam..
Berhimpit pikiran di otakku, apa lagi sebuah jawaban untuk anakku esok, bila dia menanyakan dirimu..


Jumat, 18 Februari 2011

‘MALIKA’


Terisak kau di pelukku..
Maafkan aku sahabat, aku hanya mampu memberikan bahuku untukmu, menangislah yang kencang, biar ringan beban yang ada di hatimu..
beberapa hari ini kau hanya menelponku sambil menangis terisak, hari ini kusempatkan menjengukmu.
Setelah kau lelah terisak dengan airmatamu, kubiarkan kau terlelap diatas tempat tidurmu,. Saat akan kuberanjak dari  kamarmu, mataku melirik sebuah cermin rias besar, pastinya hati perempuan tak pernah melewatkan sebuah cermin rias besar..  
Ketika aku bercermin, kutemukan secarik kertas di atas meja riasmu.
Maaf, aku lancang. Mataku meraba setiap tulisan tanganmu itu..

MALIKA itu namamu,,
Tertulis segurat nama diatas kertas & pena kerja suamiku..
Hanya seribu pertanyaan yang menumpuk dalam benakku.. kenapa kau setega itu?..
Merebut kasih sayang dan belaian seorang ayah untuk anakku?
MALIKA nama yang lembut,
tapi mungkin tak selembut hatimu..
Karena kau mampu meporak poranda kan biduk kecil rumah tanggaku..
Di mana hati nuranimu?..
MALIKA apakah kau sesosok perempuan impian?..
Yang bisa memberikan keajaiban untuk suamiku?.. sehingga tertunduk dan tahkluk dia padamu?..
MALIKA…
Seandainya kau menjadi diriku,, apakah mampu kau jalani kehidupan ini,..
Apakah mampu kau tegar tersenyum padahal sakit ini begitu mendalam..
Kuatkah kakimu menapak dibumi, dengan kenyataan hidup pahit sepertiku..
MALIKA..
Aku tak kan menyumpah serapahmu..
Tak kan memaki dan menempelengmu di hadapan teman sekerjamu..
Bukan aku tak mampu,, tangan dan mulutku tak ingin kotor olehmu..'

Aku melangkah keluar kamarmu dengan gemetar selepas membacanya,
dengan suara berbisik aku berujar "Andai kau tau.. ‘MALIKA’ adalah.."
tercekat kerongkonganku, aku tak sanggup menerusakan..


NB : Cerita ngarang dari ibu-ibu pelahap sinetron..xixixixi.. (50% real HITAM PUTIH)

best blogger tipsSnow Fall Blog Gadget